Minggu, 12 Februari 2012

Peringatan !!


“Huuuhh..BT BT BT…. Arrrrrgggghhhhh“ Teriak Kirana sambil membanting hand-phonenya ke kasurnya.
“Loe kenapa Na? keliatan kusut banget wajah loe.” Seru Tia sahabatnya Kirana yang saat itu sedang berada di rumahnya.
“Masa tadi, gue nanya ke pacar gue tanggal 14 februari itu hari apa, eh di jawab malah hari minggu.” Jelasnya sambil bergerutu.
“Lah, bukannya bener kan tanggal 14 itu hari minggu.” Seru Tia dengan wajah yang sangat polos.
“Hhhhh… bodoh banget sih loe !” Kirana menoyor kepala Tia. “Tanggal 14 Februari itu Hari Valentine atau yang sering di sebut dengan kasih sayang.” Tambahnya.
“Ohh…” Tia hanya manggut-manggut saja.
Kirana memang sangat menyukai hari Valentine, tiap tahun dia pasti mendapatkan banyak sekali coklat dari para sahabatnya itu. Tapi yang paling ia benci di hari Valentine yaitu pacarnya belum sama sekali mengucapkannya kepada dirinya. Padahal dia berharap sekali ingin mendapatkan perhatian Rudi sang kekasih hatinya itu di saat Valentine tiba.
Setiap tahunnya pasti Kirana memberikan hadiah kepada Rudi yang bermacam-macam rupanya, tapi apa boleh buat, Rudi menerimanya tanpa senyum sedikit pun.
“Woy napa loe bengong jah?” Tanya Tia bingung melihat Kirana tiba-tiba bengong.
“Gue bingung selama gue pacaran sama Rudi, belum sama sekali Rudi ngucapin Selamat Hari Valentine yah sayang. Padahal gue ngarepin banget dia bilang itu.” Seru Kirana.


“Mungkin saja menurut Rudi, Valentine itu gak penting banget.”
“APAA? LOE BILANG VALENTINE GAK PENTING????“ teriak Kirana di depan mukanya Tia
“Emang.” Jawabnya enteng “Coba loe pikir deh, masa hari kasih sayang di rayain tiap satu kali setahun masuk akal gak?” Tambahnya.
“Orang gak punya pacar mana ngerti apa itu Valentine, udah gak usah ngomong sama gue lagi, males gue denger ceramah loe.”
“Ya sudah, gue pulang ajah kalo gitu.” Seru Tia sambil berlalu begitu saja.
Kirana memikirkan kata-kata yang tadi di ucapkan oleh sahabatnya itu. hari kasih sayang di rayain tiap satu kali setahun masuk akal gak? Pikirannya terus terbayang kata-kata itu setiap detik dan setiap saat. Sampai dalam mimpi-pun rekaman kata-kata itu terus terputar di dalam otaknya.
JJJJ
Pagi hari di sekolah…
“Pagi cinta, apa kabarnya kamu hari ini.” Seru Kirana kepada Rudi yang sudah menantinya di depan gerbang sekolahnya.
“Pagi juga, aku baik ajah kok, kamu sendiri bagaimana?”
“Baiiiikk banget, ayo kita ke kelas.” Serunya sambil menggandeng lengannya Rudi.
Mereka berjalan dengan pasti. Kadang-kadang Rudi menggelitik pinggang Kirana sampai-sampai dia mengeluarkan tertawa yang sangat lepas. Dan sesampainya di dalam kelas…
“Sayang hari minggu nanti kan tanggal 14 nih, kita jalan yuk, ada yang mau aku omongin nih.” Seru Kirana sambil menyandarkan kepalanya di bahu Rudi
“Maaf aku gak bisa…”
“Kenapa???” tanyanya sambil menunjukkan wajah yang sedih.
“Yah maaf banget, aku gak bisa nolaknya sayang…”
“Ahhhh… kamu rese, jadi mau nih?” Tanyanya sekali lagi untuk memastikan. Rudi hanya bisa menjawabnya dengan menganggukkan kepalany sambil mencubit hidungnya kirana yang sedikit mancung.
Suara bel terdengar keras dari dalam kelas. Walaupun mereka sekelas, mereka tetap main tatap-tatapan mata. Dan tiba-tiba kelas menjadi gaduh. Karena sudah ada guru bidang study b.jepang yang saat itu kebagian pada jam pertama.
“Ohayoo.” Sapa sensei itu.
Setiap siswa terlihat serius menjalani pelajaran demi pelajaran pada hari itu.
JJJJ
Muach. Rudi mengecup kening Kirana saat tiba di depan rumah kirana.
“Hati-hati yah sayang.” Seru kirana sambil melambaikan tangannya kepada Rudi yang akan pulang setelah mengantarnya pulang.
Dia setia menunggu sang pacar menghilang di tikungan kompleks rumahnya. Kirana langsung menuju ke kamarnya dan langsung mengganti seragamnya. Setelah itu, ia tiduran di atas kasur empuknya. Ia mengambil Hand phonenya dari atas lemari belajarnya. Dia menelpon sahabatnya Tia.
“Tia, bisa anterin gue gak?”
“Kemana?”
“Beli hadia buat Rudi, oya gue minta maaf yang soal masalah yang kemaren.”
“Iya gak papa.”
“Loe tunggu gue yah, entar gue jemput loe, gue mau mandi dulu.”
“oke”
Tut…tut…tut… (Suara telepon terputus)
Kirana langsung menuju kamar mandinya dan segera mandi. Gak lama kemudian, dia selesai dan memilih baju yang akan dia pakai. Dia mengeluarkan mobilnya langsung menuju rumah Tia yang gak begitu jauh.
Sesampainya disana, terlihat Tia telah menantinya di depan gerbang rumahnya dan segera Tia naik ke dalam mobil Kirana.
“Tia, maafin gue yah yang kemaren marah-marah gak jelas sama loe.”
“Gak papa lagi, gue juga tau watak loe emang keras banget.”
“Makasih banget yah, loe udah perhatian sama gue.”
Tia hanya mengangguk pelan. Dan gak lama kemudian, mereka sampai di tempat favourite Kirana di daerah Tebet. Mereka berjalan menyusuri toko-toko untuk memilih hadiah yang tepat untuk Rudi.
“Tia, menurut loe gimana yang ini.” Seru Kirana sambil mencocokkan jaket warna merah yang di tangannya di tubuhnya sendiri.
“Hmm.. bukannya tahun kemaren loe ngasih jaket ke dia?”
“O iya yah…”
“Gimana kalo loe ngasih dia jam?”
“Boleh juga tuh.”
Mereka langsung menuju ke toko yang menjual berbagai jenis jam tangan. Disana banyak sekali pilihan jam tangan dari yang import maupun buatan lokal yang harganya lebih murah di banding yang import.
“Hmmm yang itu gimana menurut loe?” seru Kirana sambil menunjuk jam tangan Adidas warna Black yang di hiasi sedikit model diamond dia setiap angkanya.
“Bagus, gue rasa sih pas banget sama tangannya Rudi yang putih.”
Tanpa pikir apa-apa lagi, Kirana langsung membeli jam itu dan juga tanpa di tawar. Kirana juga minta sekalian di bungkus sambil mengeluarkan amplop pink dari dalam tasnya untuk sekalian di masukkan ke dalam kadonya.
Setelah mendapatkan apa yang mereka cari, mereka langsung pulang. Kirana tampak sangat ceria sekali setelah mendapatkan yang ingin ia berikan kepada Rudi. Wajahnya terlihat sangat bahagia. Senyum yang terukir di wajahnya juga sangat indah sekali.
“KIRANA……” Teriak Tia saat melihat truck tepat sekali di hadapannya. Kirana segera membanting stirnya ke kanan dan kehilangan kendali, mobilnya langsung terpontang-panting. Terguling hingga jauh karena tadi mobilnya sempat menyerempet trotoar sebelum terpental.
Orang-orang di sekitar tempat kejadian langsung berusaha menyelamatkan Kirana dan Tia. Tia telah berhasil di selamatkan sementara Kirana masih terjebak dan merintih kesakitan.
“Tia, gue mohon loe bawa nih kado.” Seru Kirana sambil menahan sakit karena kakinya terjepit dan juga telah patah.
Orang yang membopong Tia langsung mengambil kado itu. Kirana akhirnya bisa di keluarkan dari mobil yang telah terbalik itu. Kirana sudah tidak sadarkan diri, sementara Tia sudah dalam perjalanan menuju Rumah Sakit terdekat dengan salah satu mobil yang di berhentikan warga sekitar. Tia memeluk erat kado itu. Walaupun dalam keadaan pingsan, tak ada seorangpun yang bisa melepaskan pelukkannya terhadap kado itu.
Setelah kurang lebih 3 hari sekarat, Tia telah sadar. Dia langsung ingat akan keadaan Kirana.
“KIRANA, DIMANA KIRANA?”
“Dia masih dalam keadaan kritis, kamu berdoa saja yah.” Seru suster yang sedang memeriksa Tia
“TOLONG TELEPON RUDI, DIA HARUS TAHU SEMUA INI.” Serunya sambil bangun dari tempat tidurnya.
Rudi segera di telepon pihak Rumah Sakit itu, dan dalam setengah jam, Rudi tiba disana.
“Gimana keadaannya?” Rudi terlihat panik.
“Ayo ikut kami.” Seru Sang Dokter.
Setelah sampai disana, Rudi terpaku melihat keadaan Kirana yang sangat mengenaskan. Banyak sekali perban yang melingkar di tubuhnya. Rudi menuju sisi tempat tidur Kirana.
“Sayang aku ada disini, di samping kamu, aku gak akan ninggalin kamu, cepat sadar sayang, sadar…sadar sayang,, sadar…” Rudi menahan gejolak dalam dadanya.
Rudi menangis sedih di samping tempat tidur itu.
“Ka..kamu a..a..ada di..disin?” Kirana mengeluarkan kata-kata itu dengan terbata-bata.
“SAYANG… kamu udah sadar?”
“si..ni..” Suara Kirana makin berat.
Rudi segara mendekatkan telinganya di dekat mulut kirana.
“Se…selamat…ha..hari Va..le…valentine.” setelah mengucapkan kata-kata itu, denyut nadi Kirana telah berhenti…
“SAYANG… SAYAAAAAAANG JANGAN BERCANDA… BANGUN… JANGAN TIDUR… SAYAAAANG BANGUUUUN” Teriak Rudi tidak karuan.
“DOKTER, TOLONG DIA DOK… TOLOOOOONG…”
“Nak Rudi, sudah jangan sedih lagi. Ini sudah takdir dia.”
Rudi menangis sedih sekali, tak sanggup ia menahan kesedihan yang sangant mendalam ini. Kekasih hatinya meninggal di depan kedua matanya dan bertepatan sehari sebelum Valentine tiba.
JJJJ
“Rud, dia waktu itu mau ngasih ini ke loe.” Seru Tia sambil mendekati Rudi yang sedang berada di makamnya Kirana.
“Apa ini?”
“Loe buka aja Rud, pasti loe tau kok.”
Rudi membuka kado itu, dan ia tersenyum. Rudi membuka amplop yang ada di dalam itu.
Sayang, hari ini hari Valentine, kamu tau kan aku paling suka hari Valentine, karena semua orang merayakan hari kasih sayang ini. Oya aku juga buat puisi untuk kamu lho, kamu baca yah..:
TIADA AKHIR TIADA BATAS

Bila kau tak inginkan Cinta.
Ku akan pergi dari hatimu.
Bila kau inginkan cinta.
Tanpa menyesal aku akan bertahan.

Seperti inilah aku mencintaimu
Yang tiada batas untuk kau cintai.

Aku mencoba menelusuri cinta dalam hatimu
Tanpa keraguan pada diriku
Lihatlah ku disini wahai kekasih
Yang tiada akhir ku mencintaimu.
Dan tetap setia tersenyum walau hati terluka.

Kamu pasti bingung yah? Aku sebenernya mau banget kamu mengucapkan “SELAMAT HARI VALENTINE YAH SAYANG.” Kayak orang-orang yang lain, tapi kenapa kamu gak pernah ngucapin itu, aku mau denger apa alesan kamu.
Tapi kalo kamu gak ngasih tahu juga gak papa. Aku tetap sayang kamu hingga aku mati.
By : KIRANA LARASATI

“Sayaaang kenapa sih kamu suka banget sama Hari Kebodohan ini, Hari Valentine itu adalah Hari kebodohan, kamu telah tertipu sama cerita-cerita bohong tentang indahnya Valentine, bodoh sekali sih kamu, aku sudah bilang berkali-kali dari dulu. HARI VALENTINE itu HARI KEBODOHAN… makanya aku gak mau ngucapin itu ke kamu. Dan hari ini adalah hari Valentine terakhir buat hidupmu, tapi cinta ini gak akan berkahir untuk mu…” Seru Rudi.




Sumber : http://robert-badoenk.blogspot.com/2011/02/my-last-valentine-by-www.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar